22.31
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kuliner satu ini memang agak asing di telinga kita. Nasi lumut Sri Dempok. Nama kuliner kreasi para siswa sebuah SMK swasta di Mojokerto ini diambil dari nama salah satu jenis lumut, tanaman yang biasa tumbuh di tempat-tempat yang lembab dan kerap tumbuh di bawah pohon. Lumut Sri Dempok dijadikan bahan utama sekaligus ikon kuliner siswa jurusan tata boga di sekolah ini. 

Nasi lumut Sri Dempok sendiri merupakan nama nasi bakar yang dibungkus daun pisang. Isi nasi lumut Sri Dempok antara lain suwiran ayam dicampur lumut dengan beragam rempah-rempah yang diolah. 

Aroma yang ditimbulkan cukup menyengat hidung. Per bungkus dibandrol  Rp. 3 Ribu.

Proses pembuatan nasi lumut ini cukup sederhana. Pertama-tama juru masak menyiapkan lumut yang sudah dibersihkan dan dikeringkan. Tekstur lumut yang lembut ini lalu direndam hingga mengembang. Beberapa macam rempah-rempah yang disiapkan, digiling. Lumut dan rempah-rempah lalu dioseng berikut sisiran daging ayam yang sudah disiapkan sebelumnya. 

Untuk menjadikan nasi lumut Sri Dempok, kedua bahan itu dimasukkan di bagian dalam nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang. Agar lebih sedap, beberapa lembar kecil daun kemangi dimasukkan dalam bungkusan menyerupai kue lemper ini. 

Nasi lumut berbungkus daun pisang ini dibakar sebelum disajikan. Selain dibakar, bisa juga dipanggang langsung diatas kompor dengan menggunakan alas penggorengan maupun plat logam yang aman. Butuh waktu tidak lebih dari lima menit untuk menjadikan nasi lumut bakar ini siap hidang. 

Kuliner kreasi siswi SMK ini memang masih sebatas dijual di kantin sekolah. Namun, belakangan konsumen nasi lumut bakar ini melebar ke masyarakat umum. Tidak saja lantaran penasaran dengan namanya, namun sejumlah konsumen mengaku ketagihan menikmati nasi berbahan tumbuhan lembab itu. 

�Harganya relatif murah. Hanya Rp 3 ribu. Tapi bukan soal harga saja, rasanya pun tak kalah nikmat dengan menu makanan di warung maupun resto,� ujar Weni, pelanggan nasi bakar lumut ala SMK ini. (wie)