03.33
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kadis P dan K Kota Mojokerto, Hariyanto, gerah lantaran namanya dicatut untuk 'membajak' siswa sekolah sepakbola (SSB) yang akan diikutkan dalam kompetisi sepakbola 'Piala Calci' di Surabaya. Ia pun menyatakan akan mengusut tuntas surat bodong tersebut.

Dalam surat berkop Dinas P dan K Kota Mojokerto, nomor 426/1386/417.301/2014, tertanggal 26 Mei 2014 yang diteken kepala dinas, Hariyanto, dengan perihal 'permohonan dispensasi', yang ditujukan ke sejumlah kepala SD, disebutkan agar kepala sekolah mengirimkan nama-nama yang disebut untuk mengikuti pelatihan menghadapi Piala Calci. Selama satu bulan, mulai 28 Mei, siswa yang bersangkutan akan dilatih selama tiga hari dalam seminggu. Nama-nama siswa yang tertera dalam surat, semuanya merupakan siswa di sejumlah SSB.

Menindaklanjuti surat itu, para kepala sekolah tidak berkomunikasi langsung dengan manajemen SSB, namun menitipkan melalui siswa yang bersangkutan.

"Saya tidak pernah menerbitkan surat itu. Itu surat palsu yang mengatasnamakan dinas," ungkap Hariyanto, Kamis (05/06/2014).

Ia justru mengetahui beredarnya surat itu dari Hardi Santoso, Ketua SSB Satria Majapahit (Satma) Kota Mojokerto yang melakukan klarifikasi

"Terus terang saya kaget juga. Tapi saya pastikan itu bukan surat dinas. Dan lagi kita tidak pernah berkompetisi untuk kejuaraan yang bersifat umum seperti 'Piala Calci' itu," ungkapnya.

Ia menengara ada oknum dinas yang terlibat. " Kita akan telusuri. Rasanya bukan hal yang sulit. Dan kalau terbukti ada oknum yang terlibat, tentunya akan ada sanksi berat," tukasnya.

Sementara itu Hardi Santoso, Ketua SSB Satma mengaku melakukan klarifikasi lantaran meragukan prosedur 'peminjaman' siswa binaannya.

"Sembilan siswa kami diminta Dinas P dan K untuk mengikuti latihan. Tapi sangat tidak lazim. Karena surat dinas berkop dan ditandatangani kepala dinas itu diberikan kepada siswa untuk disampaikan ketua SSB," kata Hardi Santoso.

Bukan hanya soal ketidaklaziman penyampaian surat, namun Hardi mencium ketidakberesan yang mengiringi permintaan siswa SSB tersebut. "Ada gelagat kurang beres. Ternyata para siswa dari beberapa SSB yang akan diturunkan dalam turnamen 'Piala Calci' yang notabene digelar lembaga non pemerintah dilatih oleh para guru olahraga SDN (kota Mojokerto),". ungkapnya.

Ia menengarah, permintaan siswa tersebut dilakukan para guru olahraga bukan sekedar untuk turnamen, namun kepentingan pendirian SSB. "Ini tidak fair, seharusnya kalau membuka SSB jangan pinjam tangan kepala dinas (Dinas P dan K)," tandasnya. (one)