07.30
0
Belum sempat kerja riil untuk masyarakat, anggota DPRD Kabupaten Mojokerto 2009-2014 sudah mulai nginap di hotel. Sedianya, mereka bakal melakukan pertemuan selama tiga hari di Hotel Grand Trawas, Trawas.

Dimulai Senin (7/8), para wakil rakyat yang baru dilantik 24 Agustus 2009 itu bakal mengakhiri kegiatan perdananya di luar kantor tersebut hari ini. ''Jadwalnya tiga hari di Hotel Grand Trawas,'' ungkap Syaiful Fuad, anggota dewan Kabupaten Mojokerto kemarin.

Tak banyak yang disuguhkan sebagai alasan memilih lokasi pertemuan di luar kantor dewan. Padahal, dari fasilitas yang tersedia, kantor DPRD Kabupaten Mojokerto sudah lengkap. Mulai dari ruang komisi hingga ruang fraksi. ''Kami melakukan pendalaman tugas DPRD,'' katanya.

Selain itu, menurutnya, juga persiapan penataan internal. Mulai dari penjelasan aturan kaitannya dengan penyusunan tata tertib (tatib), juga pembentukan alat kelengkapan dewan. ''Kami mengundang dari Depdagri dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),'' katanya.

Tak sekadar pendalaman seputar penataan internal dan tugas dewan, namun juga pembekalan. Sehingga, dikatakannya, kegiatan yang digelar selama tiga hari di Trawas itu sifatnya sekaligus. ''Dengan begitu DPRD tidak perlu ke Depdagri di Jakarta. Itu demi efisiensi. Lagi pula, Depdagri sekarang sedang kebanjiran DPRD,'' katanya.

Terlepas agenda yang disuguhkan, penilaian yang muncul adalah kesengajaan untuk menyerap anggaran. Seperti dilontarkan Iwud Widiantoro, koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Mojokerto (AMPM). ''Dewan belum bekerja apa-apa, sudah ke hotel. Pertemuan kan bisa dilakukan di kantor. Apa kantornya tidak memadai? Kalau tidak, ya ditambahi ruangan mana yang kurang,'' katanya.

Menurutnya, langkah dewan tersebut sangat tidak tepat. Semestinya, pendalaman tugas bisa dilakukan dengan getok tular. Yaitu, dewan yang sebelumnya sudah menjabat, menularkan kepada dewan baru. ''Kalau sekarang pendalaman, berarti dewan lama bodoh lagi,'' katanya.

Memang, menurutnya, kalau pertemuannya di hotel, bisa mendapatkan uang perjalanan dinas. Berbeda kalau di kantor sendiri, dewan tidak mendapat apa-apa. ''Ini kan kaitannya dengan menyerap anggaran. Selain uang perjalanan dinas, juga akomodasi selama menginap di hotel,'' katanya.

Sumber : Jawa Pos