foto ilustrasi (doc.istimewa) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Petani di Kota dan Kabupaten Mojokerto mulai kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi jenis ZA, Phonska dan SP 36. Bahkan, pupuk jenis ini pun belakangan menghilang dari pasaran. Sejumlah distributor mengaku stok pupuk dari pihak produsen yakni PT Petro Kimia semakin terbatas. Sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan petani yang makin besar.
"Kita sering kehabisan stok karena pengiriman pupuk dari Petro sedikit. Padahal, kebutuhan petani makin besar,'' terang Bagiyo, seorang distributor pupuk wilayah Kemlagi, Senin (02/06/2014).
Menurutnya, suplai pupuk dari produsen belakangan makin berkurang. Pengurangannya mencapai 10 persen. Padahal, tahun lalu saja dengan pasokan yang utuh kebutuhan pupuk masih kurang.
�Tahun lalu kita kekurangan pupuk karena pasokan yang terbatas. Kondisi saat ini lebih parah. Selain berkurang, juga sering stok kosong,� ungkap Bagiyo.
Akibat pengurangan itu, hasil produksi tanam petani dikhawatirkan anjlok. "Kalau tidak dipupuk ya produksinya turun,'' tambahnya.
Selain dipicu faktor pengurangan pasokan pupuk, diduga faktor kelangkaan itu karena permainan yang dilakukan oknum distributor. Oknum tersebut menjual pupuknya di daerah lain dengan harga lebih tinggi.
Kasie Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kota Mojokerto Muradji tak menampik soal kelangkaan pupuk tersebut.
"Memang ketersediaan pupuk tahun ini jauh berkurang karena rendahnya Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari Dirjen Menteri Pertanian. Dan itu terjadi secara nasional,'' katanya, Senin (02/06/2014).
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya mengaku telah mengajukan penambahan kuota pupuk ke Dinas Pertanian Propinsi Jatim. Meski, pengajukan penambahan itu belum direspon.
Namun ia memastikan, kelangkaan tidak berdampak signifikan bagi petani di wilayah Kota Mojokerto. �Untuk wilayah Kota Mojokerto dengan lahan yang relatif sempit tidak begitu berdampak. Beda kondisinya dengan wilayah Kabupaten Mojokerto,� ujar Muradji. (one)