Jombang-(satujurnal.com)
Kelangkaan pupuk urea sejak dua bulan terakhir disiasati sejumlah petani di jombang dengan beralih menggunakan pupuk organik yang mudah didapat dan harganya lebih murah.
Kondisi ini menguntungkan produsen pupuk organik. Produksi pupuk jenis meningkat hingga 300 persen.
Peningkatan tajam prduksi pupuk organik itu seperti dialami produsen pupuk Bokashi di Dusun Gandan, Desa Gajah, Ngoro, Jombang.
Pupuk yang telah mendapat rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Jombang ini berbahan baku kotoran ternak, bekatul, arang sekam serta bibit bakteri. Setelah melalui proses fermentasi dan pencampuran, menjadi pupuk yang bisa memenuhi kebutuhan tanaman.
Tenaga kerja Bokashi yang biasanya hanya tiga orang, kini ditmbah menjadi delapan hingga 10 tenaga kerja.
Pada saat pupuk buatan pabrik mudah didapat produsen pupuk ini kesulitan membuka pasar. Petani tidak mau peduli akan manfaat pupuk organik, sehingga produksinya hanya berkisar 50 ton permusim tanam padi.
Namun dalam musim tanam kedua mengalami kenaikan tajam. Karena pesanan dari sejumlah kelompok tani mencapai 350 ton.
"Beralihnya para petani ke pupuk organik karena terjadinya kelangkaan pupuk non organik. Selain kesadaran petani menjaga kualitas tanah semakin meningkat," ujar Suwito, salah satu petani.
Menggunakan pupuk organik, petani diuntungkan sekitar Rp 600 ribu rupiah perhektare. Jikamenggunakan pupuk non organik setiap hektare dibutuhkan sekitar 8 kwintal, dengan total harga Rp 1.840.000. Sedangkan dengan pupuk organik, tiga kali pemupukan dibutuhkan 42 kwintal. Total harga Rp 1.260.000, dengan harga perkwintal Rp 30 ribu.
Diberitakan sebelumnya, pupuk jenis urea di Jombang mulai langkah di pasaran. Padahal saat ini memasuki musim tanam padi kedua. Selain langka harga pupuk mengalami kenaikan.
Menyusul kelangkaan pupuk urea ini, pemupukan padi yang sudah berumur satu bulan terlambat. Kondisi ini dikhawatirkan membuat hasil panen petani berkurang.
"Ddalam musim tanam kedua, pupuk urea sulit didapatkan di pasaran. Kalau pun ada stok, harganya naik hingga 50%," kata Suwito, salah satu petani di Jombang, Sabtu (31/05/2014).
Dikatakan Suwito, akibat menghilangnya pupuk di pasaran para petani di Jombang resah. Pasalnya tanaman padi yang sudah berumur satu bulan ini akan mati dan tidak bisa tumbuh subur selain itu hasil panen nantinya akan berkurang. (rg)