23.41
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Pedagang Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto mulai dihinggapi kecemasan soal rencana Pemkot merelokasi ke penampungan sementara di lapangan Surodinawan. Mereka khawatir akan mengalami masa yang sulit di lokasi relokasi sementara. Sikap penolakan direlokasi pun mulai mencuat.

"Kalau Pasar Tanjung Anyar dibongkar total , lalu seluruh pedagang dipindahkan sementara di lapangan Prajurit Kulon (area relokasi sementara), saya akan menolak. Karena tempat baru itu kurang memadai dan rawan macet," ujar Soleh, salah satu pedagang, Kamis (06/03/2014).

Soleh menyebut, kekhawatiran pedagang muncul, lantaran area relokasi sementara tidak representatif untuk berjualan karena rawan macet. Selain itu  berjarak relatif jauh, lebih dari tiga kilometer dari Pasar Tanjung Anyar. Ketidaksetujuan relokasi juga dilontarkan Edi Susanto serta pedagang lainnya. 

Ujar Edi, akan sulit bagi pedagang untuk bisa mempertahankan omset dagangannya. Karena pelanggan tentu mempertimbangkan kembali, apakah masih nyaman untuk pergi ke pasar lokasi baru.

"Pasar Prajurit Kulon dan Pasar Ikan yang berada di utara area relokasi sementara semrawut. Akses manusia dan kendaraan juga ruwet. Ditambah nantinya pedagang Pasar Tanjung Anyar, apa tidak semakin ruwet,? sergah dia.

Seperti diberitakan, Proyek Pasar Tanjung Anyar diperkirakan memakan waktu sekitar dua tahun, mulai tahun 2015. Tahun ini tahap perencanaan dan relokasi sementara seluruh pedagang. Rencananya, pasar itu akan dikonsep menjadi pasar tradisional yang lebih modern.
"Intinya pembangunan tidak menambah luasan tanah, melainkan mengoptimalkan lahan yang ada untuk dijadikan pasar yang nyaman baik bagi penjual maupun pembeli," ujar Kepala Dinas PU Kota Mojokerto , M Effendi.

Proses pembangunan akan dimulai awal tahun 2015, sehingga kami harap akhir tahun ini seluruh pedagang di
Pasar Tanjung Anyar sudah pindah. APBD 2004 memasang angka Rp 9,3 miliar untuk proyek bertajuk 'pembangunan penampungan sementara pedagang pasar Tanjung', seperti tertera dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto 2004. Proyek semi permanen itu akan dilelang secara terbuka dalam waktu dekat.

Pemkot juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk jasa konsultan perencanaan revitalisasi pasar. Biaya konsultan dipatok mencapai Rp 1 miliar. Sedangkan, alokasi anggaran untuk konsultan pengawas dan konsultan pembangunan penampungan sementara masing-masing senilai Rp 150 juta.

Dana sebesar itu belum termasuk untuk jasa pembuatan studi kelayakan dengan anggaran mencapai Rp 300 juta. M. Effendi mengatakan, relokasi pedagang pasar Tanjung Anyar ke Surodinawan, Prajurit Kulon harus melalui kajian tim teknis dan tim relokasi.

"Sekarang kita tengah menyiapkan seluruh komponen dalam proses relokasi. Diantaranya membentuk tim teknis dan tim relokasi. Personalia tim sudah diajukan ke Walikota. Tinggal tunggu SK-nya
turun," kata Effendi.

Soal dana relokasi yang relatif besar, ujar Effendi, sejauh ini belum bisa diketahui apakah tempat penampungan bakal dibangun semi permanen atau dengan konstruksi berbeda.

''Tentunya belum bisa ditentukan sekarang. Karena masih menunggu hasil studi kelayakan dulu,'' kilah mantan Kabag Pembangunan Setdakot Mojokerto ini.

Effendi menambahkan, yang menjadi salah satu acuan tim nantinya adalah kekuatan dari tempat penampungan. Minimal bangunan itu layak dipakai hingga dua tahun.

''Pemkot sendiri memastikan proyek revitalisasi pasar Tanjung Anyar dengan pembiayaan multiyears. Makanya, tim yang bisa menghitungnya,'' pungkasnya. (one)