04.31
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Mas Agoes Nirbito Moenasi Waseno, Sekkota Mojokerto pengganti Budwi Sunu, Kamis (07/05/2014) siang datang ke Pemkot Mojokerto. Ia tiba di Pemkot Mojokerto sekitar pukul 14.00 WIB. 

Pertama kali menginjakkan kaki di gedung perkantoran Pemkot sekitar pukul 14:00 WIB, Mas Agoes langsung menuju ruang kerja Walikota Mas�ud Yunus. Dilanjutkan ke ruang Wawalikota Suyitno. 

"Tidak usah diwawancara dulu lah Pak Sekdakot baru ini," sergah Suyitno.

Saat akan ke ruang kerjanya, Mas Agoes didampingi Suyitno dan sejumlah kepala bagian "Biarkan ruangan ini seperti ini dulu. Karpet juga tidak perlu diganti dulu," ucap Mas Agoes menjawab tawaran penggantian atau penambahan fasilitas dan interior ruang kerjanya. 

Ia menyatakan Kamis (8/5/2014) besok sudah full time bekerja di Pemkot Mojokerto. Dia mengaku tidak ingin membiarkan Sekdakot tanpa orang. "Jangan kaitkan kami dengan rezim lalu atau apa pun. Ini murni tugas pemerintahan," kata Mas Agoes tatkala disinggung soal kepindahan dirinya ditengah rumor ketidakharmonisan antara Budwi Sunu dan duet walikota dan wawalikota. 

Mas Agoes, yang sebelumnya menjabat Kepala Bakorwil Bojonegoro sejak 16 Januari 2014 merupakan pejabat karir yang lama menduduki jabatan Sekdakab Ngawi sekitar tujuh tahun.

Ia meninggalkan pos Sekdakab Ngawi, 9 Pebruari 2013 dan menduduki jabatan baru sebagai sebagai Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Kemasyarakatan dan SDM.

Pejabat yang pernah menjadi Camat Pitu, Ngawi dan Kepala Bawas Ngawi ini sejatinya memasuki masa purna bhakti bulan Oktober 2013. Namun, UU ASN memberikan kesempatan perpanjangan masa pesiunnya selama dua tahun.

Jika mulus tanpa terkena mutasi jabatan, Mas Agoes akan mendudukikursi Sekkota Mojokerto sekitar satu tahun kedepan hingga ia memasuki masa pensiun. 

Saat pelantikan dirinya sebagai Sekkota Mojokerto, Selasa (06/05/2014), ia diwanti-wanti Gubernur Jatim, Soekarwo agar bisa membantu kinerja Wali Kota Mojokerto. Sebab tugas sebagai sekkota membutuhkan kelihaian dalam birokrasi dan harus berbesar hati. 

�Saya yakin Mas Agoes Nirbito ini orang yang berpengalaman karena sudah pernah jadi Sekda Ngawi. Pengalaman inilah yang nanti bisa membantu kinerja wali kota, DPRD dan masyarakat Kota Mojokerto,� kata Soekarwo. 

Pakde Karwo, sapaan populer Soekarwo menyebut jabatan sekkota ibarat juru masak. Sebagai juru masak tidak boleh berteriak-teriak jika masakannya itu adalah hasil juru masak. Begitu juga tidak boleh berkomentar di media atau membuat spanduk bahwa konsep yang jadi unggulan Kota Mojokerto adalah konsep yang dibuatnya, sebab itu adalah kewenangan wali kota.

�Kadang-kadang jadi sekretaris daerah itu harus tegas, dan kadang pula harus sabar. Itu namanya situasional. Jadi harus paham betul masalah ini,� tandas Pakde Karwo. (one/bhi)