23.33
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Tim seleksi (timsel) calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mojokerto kembali menuai protes. Setelah sebelumnya PPS Se Kota Mojokerto melancarkan protes terkait terjaringnya anggota petahana (incumbent) dalam seleksi, kini giliran dewan setempat yang menilai minor.

Legislator daerah ini menuding timsel tidak profesional soal penentuan 10 nominator yang berhak mengantongi tiket mengikuti fit and proper test di KPU Jatim.


"Timsel terlalu 'pilih kasih' untuk menentukan siapa yang lolos dalam putaran berikutnya. Mencermati hasil keputusan 10 besar timsel, saya melihat keputusan itu masih jauh dari kata profesional," lontar Ketua Komisi I (hukum dan pemerintahan) DPRD Kota Mojokerto, Deny Novianto, Kamis (22/05/2014).


Politisi Partai Demokrat ini mensinyalir, diantara 10 nominator, ada yang memiliki kedekatan emosional dengan timsel.


"Kita tahu betul bahwa Kota Mojokerto ini sempit, jadi siapa yang berkapasitas dan tidak akan nampak sekali. Dari 10 nominator itu saya melihat mungkin ada satu atau dua peserta saja yang murni dengan hasil tes yang bagus, selebihnya kok saya kurang yakin," sindirnya. 

Selain mengaku prihatin, politisi Partai Demokrat tersebut juga khawatir jika kondisi ini bisa mempengaruhi hajatan pemilu kedepan. Utamanya terkait soal kondusifitas kota yang selama ini terjaga dengan baik.


"Jika analisa saya ini benar maka saya khawatir hajatan pemilu kedepan berpengaruh pada kekondusifitasan kota ini. Karena pasti kenetralannya tidak terjaga dan kemampuannya juga tidak mumpuni dan belum teruji," tandasnya.

Deny mengaku jika statementnya ini berdasar dari banyaknya pengaduan yang diterima pihaknya. Namun pihaknya tidak bisa melangkah lebih dan hanya bisa berharap agar peserta yang telah lolos bisa amanah menjalankan tugas bila terpilih nanti.

"Untuk timsel meskipun saya tidak meragukan kemampuan masing-masing, saya berharap keputusan yang telah dibuat tidak membohongi dirinya sendiri. Artinya dari keputusan yang telah dibuat itu memang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga jangan sampai kapabilitas yang sudah baik yang dimiliki KPU sekarang sirna hanya karena sebuah kepentingan semata," tekannya.


Ketua timsel calon anggota KPU Kota Mojokerto, Anam Anis menepis tegas tudingan tersebut. 
Praktisi hukum ini menyebut tudingan tersebut tidak berdasar. 

"Saya pastikan itu tidak betul, kita bertindak obyektif dan profesional. Tidak ada like and dislike, apalagi titipan. Semua sudah kita uji dengan parameter yang jelas. 10 nama yang lolos itu memang layak karena memang memiliki nilai bagus," bantahnya. (one)