Masyarakat di Kab. Mojokerto meminta Pemkab Mojokerto tidak hanya menggelar bazar di Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST), namun juga menggelar pasar murah sembako keliling di setiap kecamatan secara bergantian. Cara ini diyakini bisa meringankan beban warga dalam mendapatkan kebutuhan lebaran.
Yanto Rahadi (40), warga Suruh Kec. Dawarblandong Kab. Mojokerto, mengatakan, upaya pemkab menggelar bazar di PPST sekarang dinilai positif. Kegiatan itu bisa meringankan warga dalam menyambut lebaran. “Warga sangat antusias menyambut hadirnya bazar itu. Apalagi harga sembako seperti gula, minyak goreng, bawang dan beras pada naik. Bazar PPST menjadi solusi bagi warga mendapatkan sembako murah,” katanya.
“Kegiatan seperti bazar ini sangat ditunggu warga menjelang lebaran. Namun, lebih tepat lagi kalau bazar atau pasar murah itu digelar sesering mungkin, bertahap dan bergilir di setiap kecamatan. Kalau dipusatkan di PPST saja, kasihan warga yang rumahnya jauh dari lokasi bazaar, seperti warga yang tinggal di Dawarblandong, Pacet, Trawas, Ngoro, dan lainnya. Mereka akan enggan datang ke lokasi pasar murah, karena biaya transportasinya lebih banyak. Kecuali kalau mereka hanya untuk mencari hiburan sembari membeli sembako,” lanjut Yanto.
Bupati Mojokerto, Drs. H. Suwandi, MM, dalam pembukaan pasar murah di PPST mengatakan bazar di PPST ini upaya Pemkab Mojokerto memperkenalkan dan memasyarakatkan hasil produk industri kecil menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta produk unggulan Kabupaten Mojokerto.
“Kami berharap bazar ini bisa memenuhi kebutuhan warga akan sandang pangan dalam menghadapi Idul Fitri nanti, terutama sembako yang harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran,” katanya. “Aspirasi masyarakat adanya pasar murah di setiap kecamatan akan kami jadikan masukan,” tandasnya
Bazar di PPST itu, ada 36 stan menyediakan sembako dan kebutuhan sandang seperti pakaian, peci, sepatu, dan produk unggulan lainnya seperti pupuk dan lain-lain. “Bazar ini merupakan langkah Pemkab Mojokerto untuk memasyarakatkan produk unggulan Kab. Mojokerto. Saya berharap Disperindag tak henti-hentinya mensosialisasikan produk-produk unggulan ini,” ujarnya.
Alasan bupati menjadikan PPST dipilih sebagai tempat bazar, agar masyarakat termotivasi memanfaatkan PPST dalam menggunakan produk lokal. Perajin sepatu yang ada di Kab. Mojokerto hendaknya selalu menjaga kualitas serta menyesuaikan mode selera konsumen agar penjualan sepatu di PPST meningkat.
Ny Waginah (40), warga Watesumpak Kec. Trowulan, merasa senang dengan adanya bazar ini. “Saya tadi beli gula 6 kg dengan harga Rp 8000 kg. Padahal di pasaran harganya Rp 9.000/kg. Saya berharap kegiatan seperti ini sering digelar. Warga pasti suka,” katanya. bas
Sumber : Surabaya Post