Dipilih karena Dingin, Lebih Didominasi Pegawai Swasta
Ada banyak cara mengisi kegiatan selama bulan Ramadan. Salah satunya dengan menghabiskan waktu di perpustakaan milik Pemkot Mojokerto. Bukan saja karena ruangan dengan fasilitas AC, tapi keberadaan aneka ragam buku memaksa pembaca mengajak keluarga.
MOCH. CHARIRIS, Mojokerto
---
SUASANA Kantor Perpustakaan dan Arsip Pemkot Mojokerto kemarin terasa berbeda. Meski di depan berjajar puluhan motor, namun bangunan yang berdampingan dengan GOR Majapahit itu tampak tenang. Dari luar, beberapa pembaca dan petugas seperti cukup tenang menghabiskan waktu.
Sejak masuk ke ruangan berdaun pintu dua itu langsung disambut dingin udara di dalamnya. ''Mari silakan masuk. Mau mengembalikan buku ta?'' tanya salah satu staf penjaga.
Derit bunyi pintu yang terbuka tak mengganggu ketenangan para pembaca. Ada yang membaca buku ada pula yang membaca koran. Bahkan, diantaranya justru tak menghiraukan sama sekali yang datang ke dalam ruangan dengan fasilitas AC itu. Tak hanya orang dewasa dan pelajar yang datang, di sela-sela rak penyimpan ribuan buku, lalu-lalang anak-anak dengan wajah ceria pun bisa ditemui.
Bahkan saking betahnya di dalam ruangan itu, tidak jarang meraka ada yang keblabas tertidur pulas. ''Saya di sini sudah dari jam 10.00 tadi," ungkap Fery sembari menunjuk anak perempuan yang tertidur di sofa tidak jauh dari tempat dia duduk adalah anaknya.
Di Kantor Perpustakaan dan Arsip itu, Fery di mata staf dan pegawai yang ada sepertinya tidak asing. Di sela-sela dia membaca, pria yang berprofesi sebagai editor video striming itu kerap kali terlibat bercanda dengan para staf. Tidak ada hanya membicarakan bacaaan yang ada, melainkan kebiasaan anak-anak dan diri Fery juga menjadi bahasan. ''Sering sih ke sini. Ya daripada ngajak anak ketempat gak jelas mending ke sini," ujar warga Perumahan Teratai Sooko.
Di tempat itu, pria berusia 35 tahun itu bukan saja mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan, tetapi bagi anak-anak dan keluarganya, Perpustakaan dan Arsip dianggapnya tempat bermain dan belajar. Di situ, kata Fery anak-anak tidak saja membaca tetapi bisa bermain tebak-tebakan dan beradu ketangkasan. ''Yang penting pembaca lainnya tetap merasa nyaman dan tidak terganggu," bebernya.
Abdul Hadi, seorang pekerja swasta juga mengungkapkan hal yang sama. Meski berada di jam kantor, untuk sekedar melepas lelah dan panasnya siang hari dia terbiasa memilih kantor perpustakaan sebagai jujugan.
Selain tenang dan mudah mendapatkan informasi, faslitas AC yang mampu mendinginkan suasana menambah betah untuk berlama-lama di sana. ''Tidak sering sih. Tapi selama Ramadan ini tiap jam istirahat kantor selalu saya manfaatkan ke sini," ujarnya.
Melihat para pembaca yang ada, memang minat pembaca dalam bulan puasa ini lebih didominasi kaum remaja dan pagawai swasta ketimbang pelajar. Seperti karyawan bank, leasing dan perusahaan jasa lainnya. ''Bulan puasa ini lebih didominasi karyawan swasta dan sebagian lainnya remaja," terang Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip, Kasih.
Bagi dia, siapa pun yang menggunakan fasilitas perpustakaan tersebut tetap disambut hangat. Sebab, dari sekitar 20 ribu buku dengan berbagai judul dan percetakan, bertujuan memberikan kemudahan informasi bagi setiap orang yang datang. ''Tapi kalau pinjam tentunya harus didata dulu," paparnya.
Dia lantas menceritakan, meski kedatangan pelajar dan siswa cenderung menurun dalam bukan Ramadan ini, tetapi setiap hari masyarakat yang datang tidak berkurang. Yakni antara 150-156 orang per hari.
Namun, yang membedakan antara hari biasa dengan puasa, Kasih mengaku ada pada jam buka perpustakaan. Jika sebelumnya dibuka antara pukul 08.00 - 19.00, kini hanya berlangsung 6 jam. Yaitu dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 sesuai jam kerja yang ditentukan pemkot. ''Tapi dari jam yang ditentukan belum selesai dibaca, ya kita persilakan dibawa pulang,'' imbuhnya
Sumber : Jawa Pos