Lebaran, Volume Kendaraan Meningkat
MOJOKERTO - Meningkatnya volume kendaraan pada Lebaran membuat kondisi Jembatan Bangsal mengkhawatirkan. Jembatan yang rusak sejak awal Januari lalu itu sejauh ini belum dibenahi. Sebagai antisipasi, hanya disediakan jembatan darurat.
Dengan kondisi jembatan utama yang mengandalkan kaki penahan darurat dan jembatan darurat tersebut, dikhawatirkan tidak mampu menahan banyaknya kendaraan yang lewat. Sejak mengalami kerusakan, pihak terkait membatasi kendaraan yang diperbolehkan lewat jembatan itu. Yakni, kurang dari 5 ton. Kondisi semakin mengkhawatirkan mengingat jembatan tersebut berada di jalur utama Bali-Jogjakarta.
Namun, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jatim di Mojokerto, I Made Sukarta menyatakan tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Justru, menurutnya, selama arus mudik dan balik akan terjadi pengurangan tonase. ''Memang, ada peningkatan volume. Tapi, tonasenya berkurang. Sehingga, beban jembatan berkurang,'' katanya.
Pengurangan tonase itu, dikatakannya, menyusul adanya surat Gubernur Jatim yang melarang kendaraan berat lewat jalur utama. Surat tersebut menegaskan, pelarangan tersebut berlaku mulai H-7 hingga H+7. ''Truk yang mengangkut sembako misalnya, tidak boleh lewat. Yang diperbolehkan hanya kendaraan pribadi dan umum,'' katanya.
Dengan hanya diperbolehkan untuk kendaraan-kendaraan tersebut, pihaknya menilai dua jembatan masih layak. Soal kemungkinan terjadi kemacetan, bukan menjadi tanggung jawab pihaknya. ''Nanti itu kan yang mengatur kepolisian,'' ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Mojokerto, AKBP Onto Cahyono yang dimintai konfirmasi perihal tersebut mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengkajian. Hal itu untuk pijakan menyusun strategi pengamanan kaitannya arus lalulintas. ''Mungkin saja macet. Nanti kami kaji dulu,'' katanya.
Sementara itu, terhadap kepastian jembatan tersebut dibenahi, I Made Sukarta tidak bisa memberikan jawaban. Pasalnya, pembangunan jembatan menjadi tanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum (DPU). Namun, dia tak menampik, kalau tetap harus mengetahui perkembangannya. ''Yang tahu adalah Balai Besar PU Wilayah V di Surabaya,'' katanya.
Sumber : Jawa Pos