Ada Dua Proposal, Pemkot Belum Putuskan
Rencana monumen Mbah Surip di Kota Mojokerto mulai menyedot perhatian banyak kalangan. Bahkan, rencana pembuatan patung seniman dengan nama asli Urip Rachmad Riyanto itu diperkirakan menelan anggaran ratusan juta. Yakni antara Rp 500 juta hingga Rp 800 juta.
Namun hingga kini ini belum ada kepastian Pemkot Mojokerto berapa kemampuan anggaran patung sebagai salah satu ikon Kota Onde-Onde itu. Karena masih harus mempertimbangkan kekuatan APBD.
Kabag Humas Pemkot Mojokerto Subambihanto, menyebut untuk usulan anggaran pembuatan patung seniman nyentrik dan fenomenal itu diketahui sudah ada 2 pengajuan proposal. Pertama dari Forum Komunikasi Budayawan Kabupaten/Kota Mojokerto (FKBKM) dan pemahat patung Selo Adji Trowulan. Bahkan, proposal yang diajukan FKBKM pada Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono diketahui sebesar Rp 800 juta.
''Masing-masing Rp 500 juta untuk patung dan Rp 300 juta untuk taman," ujar Bambi. Sedangkan Selo Adji yang diajukan oleh pamahat patung asal Trowulan Ribut Sumiyono berkisar Rp 150 juta. Masing-masing akan digunakan untuk pembuatan patung dan tempat patung. ''Sampai saat ini hanya dua proposal yang mengajukan," imbuhnya.
Hanya saja seiring berbagai pertimbangan termasuk anggaran, kata Bambi untuk dua proposal yang sudah ada di meja orang nomor satu di Kota Mojokerto belum diketahui kejelasannya. Termasuk siapa dan berapa anggaran yang akan diamanatkan untuk membuat dan membangun patung Mbah Surip. ''Siapa yang disetujui dan berapa anggarannya sampai sekarang belum ada kepastian," terangnya.
Memang, sejak meninggalnya Mbah Surip pada Selasa (4/8), Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Saifullah Yusuf menyampaikan pada pulik merencanakan bakal mendirikan monumen Mbah Surip di Kota Mojokerto. Salah satu tujuannya adalah untuk mengenang sosok fenomenal bapak empat anak yang tinggal di Lingkungan Magersari Gang Buntu No 12 RT 03/02 Kelurahan/Kecamatan Magersari itu.
Rencana itu disambut oleh Wali Kota Mojokerto Abdul Gani. Tidak berbeda, dengan Gus Ipul, Mbah Surip yang lahir pada 6 Mei 1957 dianggap merupakan salah satu seniman terbaik asal Kota Onde-Onde. Disamping sabar, Mbah Surip dikenal sebagai orang sederhana dan apa adanya.
Ribut Sumiyono, pemilik usaha patung batu Selo Adji Trowulan mengatakan, keberadaan Mbah Surip agar dikenang masyarakat Mojokerto dianggapnya cukup penting. Karenanya, atas dasar usulan Gus Ipul dan Abdul Gani, dia lantas berniat memberikan usulan bentuk patung. Yakni dengan cara mengajukan anggaran pada pemkot. ''Tapi anggarannya tidak terlalu besar,'' jelasnya.
Konsep seni yang ditawarkan untuk mengenang Mbah Surip sendiri dianggapnya cukup simpel lantaran belum mengetahui lokasi dan tempat pendirian. Yakni dengan menggambarkan kesederhaan Mbah Surip, dia lantas menyodorkan bentuk setengah badan. Yang dihargai Rp 30 juta. ''Intinya satu banding satu. Kalau tingginya satu meter anggarannya Rp 50 juta," beber Ribut.
Bentuk dari patung yang diusulkan adalah membuat patung menggunakan batu andesit berukuran setengah badan dengan segala aksesoris yang melekat. Namun tidak menggunakan gitar yang biasa digendong Mbah Surip.
Ada Taman Seniman
Sementara itu, Yusach Nunung Hariadi pematung sekaligus perwakilan dari FKBKM menuturkan, memang sejauh ini pihaknya bersama seniman yang lain sudah mengajukan anggaran pada Pemkot Mojokerto. Diantaranya dipergunakan untuk patung dalam bentuk perunggu. Dengan ketinggian 2 meter dan lebar 1,5 meter.
Akan tetapi pemahat yang tinggal di Jl Anjasmoro Kelurahan Wates Kecamatan Magersari itu enggan membuka anggara yang dibutuhkan. ''Selain patung kita berharap ada satu tempat bagi para seniman dan budayawan. Kalau lahan yang kita usulkan seluas 2.000 meter persegi," katanya.
Lahan yang dimaksud Yusach, disamping patung Mbah Surip juga bisa dijadikan sebagai taman para seniman Mojokerto. Di dalamnya terdapat pendapa, tempat para seni dan halaman yang memadai yang bisa dimanfaatkan seniman untuk berkreasi. ''Intinya sangat merakyat dan tidak harus membayar," urainya.
Saat ini Yusach sendiri sudah menyiapkan master patung Mbah Surip lengkap dengan segala aksesoris dan gitar ala Mbah Surip. ''Bentuknya membawa gitar berkarakter action dan lengkap dengan atribut yang biasa digunakan (ala seniman reggae, Red), " paparnya.
Akan tetapi untuk mewujudkan hal tersebut, Yusach mengaku pasrah. FKBKM sepenuhnya akan mengembalikan pada pemkot dan masyarakat Kota Mojokerto. Sebab, pengajuan proposal FKBKM dikatakan hanya bersifat izin pembuatan patung dan taman seniman. ''Soal lolos atau tidak komunitas budayawan kita hanya pasrah. Namun yang jelas kita minta doa atas apresiasi karya yang kita usulkan," kilahnya.
Yusach menambahkan seiring peringatakan 40 hari almarhum Mbah Surip, saat ini pihaknya bersama seniman Kota dan Kabupaten Mojokerto yang tergabung atas FKBKM merencanakan untuk memperingati. Hal itu sekaligus untuk menyuguhkan apresiasi seniman dan budyawan Kota Mojokerto menjelang dibangunya patung Mbah Surip.
Bahkan, kata Yusach, peringatan yang rencananya di gelar antara 12-14 September di Pendapa Pemkot mendatang akan dihadiri oleh DKM Surabaya, DKM dan DKKM Kabupaten/Kota Mojokerto. Serta kelompok seniman Mbah Surip dari Bulungan Jakarta. ''Soal tepatnya akan kita koordinasikan dengan keluarga Mbah Surip," tandasnya.
Sumber : Jawa Pos