06.51
0
Pelaksanaan Pilbup Mojokerto 2010 diwacanakan maju. Dari jadwal semestinya bulan September, kemungkinan bisa maju Juli. Hal itu karena terbentur Ramadan dan Lebaran.

Menyusul adanya wacana tersebut, KPU setempat mengaku dikejar waktu. Pasalnya, sesuai ketentuan yang berlaku, delapan bulan sebelum pelaksanaan, seluruh tahapan harus sudah siap. ''Memang ada wacana dimajukan Juli. Semestinya, kan bulan September. Nah, kalau Juli, Desember tahapan sudah harus siap,'' kata anggota KPU Kabupaten Mojokerto, Ayyuhan Nafie.

Dengan kondisi internal KPU saat ini, memang ketar-ketir. Tiga anggota yang masih aktif membuat lembaga yang berkantor di Jl Hasyim Asyari ini tidak bisa menggelar pleno. ''Sekarang kan masih ada waktu. Sehingga, kami berharap segera ada keputusan dari provinsi,'' ujarnya.

Keputusan itu kaitannya dengan penetapan pengganti Ketua KPU Kabupaten Mojokerto, Didik Hendro Puspito yang memutuskan mengundurkan diri. Tak sekadar menunggu, Ayyuhan mengaku berusaha jemput bola dengan mencari tahu perkembangan di provinsi. ''Kami sudah kontak ke KPU provinsi. Katanya belum pleno. Mungkin Senin besok (hari ini),'' katanya.

Sejauh ini, terhadap persiapan pibup, pihaknya memang belum melangkah menyusun tahapan. Selain mengusulkan anggaran ke Pemkab Mojokerto, yang bisa dilakukan hanya mengumpulkan aturan. ''Kami mendalami aturan untuk pilbup dulu. Nanti, baru akan menyusun tahapannya,'' katanya.

Sementara itu, terkait wacana pilbup yang diajukan, pihaknya belum bisa memastikan. Munculnya wacana tersebut, menurutnya, lebih dikarenakan pada bulan September berbenturan dengan Ramadan dan Lebaran. ''Karena itu, ditunggu saja perkembangannya. Namun yang jelas, ini sekadar wacana,'' katanya.

Kendati belum ada kepastian waktu pelaksanaannya, aroma pilbup sudah terasa. Beberapa pihak sudah memastikan maju ke bursa pilbup. Mereka bahkan bergerak mengumpulkan simpati masyarakat yang notabenenya pemilih pada pilbup nanti. Terlebih pada Ramadan ini, gerakan-gerakan pihak-pihak itu sangat terlihat. Mereka berkeliling ke desa-desa.

Sedangkan, kondisi KPU sendiri hingga kemarin tidak berubah. Sejak ditinggal mundur Didik Hendro dan seorang anggotanya tertangkap polisi, personil yang aktif tinggal tiga orang. Antara lain, Syarif Kholili, Ayyuhan Nafie dan Heru Efendi.

Sumber : Jawa Post