04.36
0
Kenaikan harga sembako pada Ramadan dan menjelang Lebaran akhirnya direaksi Pemkot Mojokerto. Hari ini melalui satuan kerja (satker) menggelar operasi pasar murah (OPM) dengan menjual sembako murah dibawah harga pasar, yang ditempatkan di Jalan Benteng Pancasila (Benpas) Kota Mojokerto. Diantaranya, dalam bentuk gula pasir, beras dan minyak goreng (migor).

Bahkan agar jatah yang ada bisa memenuhi calon pembeli, pemkot melalui Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) lantas mewaspadai broker (pemain) sembako. Dengan tujuan menghindari penjualan sembako dalam jumlah besar melalui orang suruhan.

''Praktik seperti itu tentunya tidak boleh. Apalagi tujuannya untuk dijual dengan harga lebih tinggi dari harga pasar,'' ungkap Kepala Diskop dan UKM Kota, Harlistyati, kemarin.

Dalam OPM sendiri pemkot memang menyediakan tiga jenis sembako. Yakni beras dengan jumlah 5 ton, migor sebesar 16 ribu liter atau 8 ribu pak serta menyediakan gula pasir sebanyak 2 ton. Harlis mengaku sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan satker yang terlibat, harga jual OPM tentunya lebih murah ketimbang harga sembako di pasaran.

Untuk harga gula misalnya dijual Rp 8 ribu per kilogram, beras jenis IR 64 dijual Rp 4.600 dan migor dipasarkan dengan harga 17 ribu per 2 liter. Sedangkan, guna menghindari kekurangan OPM yang akan digelar tiga hari berturut-turut, pemkot lantas membatasi pembelian bagi semua konsumen. Yaitu untuk satu orang tidak boleh membeli lebih dari 2 kilogram gula, 2 liter migor dan 10 kilogram beras. ''Sesuai ketentuan satu orang memang dibatasi jatah pembeliannya," imbuhnya.

Dari rencana awal, operasi pasar sendiri secara teknis semula diberlakukan dengan cara membagikan kupon di setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari.

Namun seiring dengan target untuk menstabilkan harga, OPM urung dilakukan dengan cara demikian. Tetapi, sama seperti pembelian sembako di Pasar Tanjung Anyar pada umumnya. ''Tidak ada batasan termasuk bagi warga kabupaten. Karena OPM ini untuk rakyat kami tidak memberlakukan syarat-syarat tertentu. Yang penting harus ada batasan pembelian," urainya.

Dia lantas menambahkan, memang adanya operasi pasar murah tersebut cukup berpotensi akan dimanfaatkan para broker sembako. Yakni dengan cara memerintahkan banyak orang untuk membeli sembako pada OPM dan dijual kembali. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi guna mencari keuntungan.

Karena itu, agar hal itu tidak terjadi pemkot lantas menyiapkan garis police line untuk mengatur antrean. Selain itu guna menghindari keributan dan kewaspadaan terhadap broker sambako, dalam hal ini satpol PP akan dilibatkan bertugas menjaga keamanan. ''Yang jelas tidak mungkin kita mengawasi satu per satu orang yang datang. Tapi kalau nanti dicurigai ada pembeli sebagai broker tentu tidak akan kita layani," tegasnya.

Sementara itu menanggapi teknis OPM yang akan dimulai sejak pukul 09.00-16.30 tersebut, ketua FKB Abdullah Fanani menyayangkan penjualan yang dipusatkan dalam satu lokasi. Sebab, jika hal itu dilakukan dikhawatirkan akan terjadi jumlah penumpukan pembeli. "Semestinya tidak seperti itu. Kasihan orang yang mengantre hanya untuk mendapatkan sembako murah," katanya.

Menurutnya, untuk mempermudah lokasinya tidak ditentukan satu tempat. Bisa masing-masing kecamatan atau dipisah di tempat-tempat umum.

Sumber : Jawa Pos