03.44
0
Proyek pelebaran jalan oleh Dinas PU Pemkot Mojokerto di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto dikeluhkan warga. Proyek senilai Rp 1,5 miliar itu menutup akses jalan keluar masuk rumah warga menuju jalan utama.

Akibatnya, untuk sekadar menjalankan aktivitas mereka terpaksa memutar atau mencari akses jalan lain yang jaraknya lebih jauh. Bahkan, disebut-sebut untuk pelaksanaan proyek tersebut warga tidak dapat ganti rugi. ''Bagaimana kami bisa keluar rumah lha jalan keluar masuk sekarang tertutup proyek,'' ungkap Purwanto, warga Lingkungan Pulokulon, Kelurahan Pulorejo.

Berdasarkan pengamatan Darmo pengerjaan proyek pelebaran jalan yang sudah berlangsung sekitar 3 minggu lalu kondisinya terlihat aneh. Di sisi lain jalan yang semula sempit kini semakin lebar, tetapi di sisi lain warga menjadi kesulitan keluar masuk rumah. Khususnya bagi warga yang rumahnya berdekatan dengan jalan raya yang menghubungkan antara wilayah kota dan Kabupaten Mojokerto.

Sebab, untuk melebarkan jalan antara 1-2 meter, pelaksana proyek membuat plengsengan penahan tanah urug yang berfungsi sebagai pelebaran jalan tepat disetiap akses jalan warga. Akibatnya plengsengan dengan tinggi antara 1 meter hingga 1,5 meter itu justru membelenggu aktivitas warga. ''Sekarang kami jadi kesulitan keluar rumah," terang Purwanto.

Hal yang sama juga disampaikan Franhuji. Menurutnya, saat ini tidak ada warga yang berinisiatif untuk akses jalan keluar masuk rumah. Selain proyek yang diusulkan pemkot tersebut belum rampung, sekadar membuat jalan baru setidaknya warga membutuhkan biaya besar. Yakni antara Rp 1 juta hingga 2 juta.

''Karena kita tidak ada ganti rugi. Kalau buat akses jalan sendiri ya butuh biaya minimal Rp 1 juta seperti berat,'' katanya. Melihat anggaran yang relatif besar itu, warga mengaku lebih memilih pasrah. Selain belum mampu, mereka saat ini lebih memilih menutupi kebutuhan rumah tangga menjelang Lebaran.

''Kita berharap pemkot mau memberikan ganti rugi. Atau setidaknya membuatkan kami jalan akes seperti semula sebelum Lebaran," bebernya.

Sunari Ketua RW 02 Lingkungan Pulokulon, Kelurahan Pulorejo yang meliputi 3 RT mengungkapkan, sejuah ini rumah warga yang terkena imbas proyek pelebaran jumlahnya mencapai ratusan. Sebab, bukan hanya berada di wilayah Lingkungan Pulokulon, namun juga berada di Lingkungan Pulowetan.

''Soal berapa rumah warga yang akses jalannya tertutup kurang lebih sekitar 150 rumah," katanya. Soal tidak adanya ganti rugi dari pemkot pria yang bekerja sebagai tukang servis motor itu membenarkan. Bahkan meski sudah berlangsung tiga minggu, baik pelaksana proyek maupun Dinas PU Pemkot sejauh ini belum memberikan penjelasan apapun.

''Kalau bangun sendiri sepertinya sangat memberatkan warga. Dari sisi material bangunan akses jalan setidaknya bisa menghabiskan Rp 1 juta," imbuh Sunari.

Karenanya, agar polemik tersebut tidak berbuntut panjang pihaknya bakal membahas khusus bersama perangkat kelurahan dan perwakilan warga. ''Intinya jangan sampai seperti itu (tertutup, Red)," tegasnya.

Kepala Dinas PU Kota Mojokerto, Joko Suhariono saat dihubungi perihal pelebaran jalan itu mengaku belum tahu jika askes jalan warga terganggu. Sebab, selama pelaksanaan proyek yang kini masih berlangsung, Dinas PU belum melakukan pengecekan. ''Kalau memang seperti itu sekarang (kemarin, Red) akan saya cek pada pimpronya," ujar Joko.

Sedangkan mengenai dampak yang ditimbulkan, Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono mengatakan, secara prinsip pihaknya tidak akan memberatkan warga. Termasuk imbas dari proyek pelebaran jalan. Karenanya, orang nomor satu di Kota Mojokerto ini berjanji akan turun lapangan dan melakukan pengecekan.

''Jangan sampai warga dibuat susah. Soal akses jalannya tertutup dibuat mudah sajalah," katanya singkat.

Sumber : Jawa Pos