01.29
0
Dapur Kreatif Cara Belajar Cepat Abad 21

Pesantren asuhan Hanifudin Mahadun yang baru berdiri tiga tahun silam ini merupakan pesantren paling produktif dalam hal pengembangan metode pembelajaran.

ROJIFUL MAMDUH, Jombang

---

SAMPAI saat ini, pesantren yang awalnya hanya berupa lembaga training metode belajar cepat tersebut telah menerbitkan 10 buku. Yakni al-Asma al-Husna (Menghafal Nama, Arti dan Nomor Urut Metode Praktis Menghafal Cepat Abad 21 Model Kontemporer), Teknik Menghafal Kontemporer Al-Quran Model File Komputer (Ayat, Arti dan Nomor Urut Ayat), Bedah Otak: Cinta dan Kecerdasan (Strategi Meningkatkan Kecerdasan Siswa/Anak), Lagu-lagu Pelatihan, Kamus Akselerasi Al-Quran Model File Komputer, Visualisasi Teknik Menghafal Kontemporer Al-Quran Model File Komputer, Teknik Menghafal 114 Nama Surat-surat Al-Quran Model File Komputer, Teknik Menghafal Spektakuler Surat-surat Populer Al-Quran Model File Komputer, Kamus Akselerasi 5 Bahasa (Indonesia, Inggris, Jepang, Mandarin dan Arab) serta Teknik Menghafal Alfiyah Ibnu Malik dan Imrity.

Bisa jadi, semua karya tersebut masih akan terus bertambah. Karena pengasuh pesantren tersebut masih terus melakukan proses kreatif. ''Sebenarnya sudah ada 18 buku, tapi yang cetak baru 10 itu,'' terang pengasuh Pesantren Supercamp La Raiba Hanifida, Hanifudin Mahadun.

Sejumlah tokoh mengapresiasi karya-karya tersebut. Antara lain KH Mustain Syafi'I, ahli tafsir Quran yang juga guru besar di Madrasatul Quran, KH Solahudin Wahid, pengasuh PP Tebuireng serta Prof DR Ahmad Zahro, guru besar IAIN Surabaya. Beberapa karyanya bahkan mendapat apresiasi dari Depag RI.

Nama-nama yang digunakannya tersebut beberapa juga berasal dari masukan sejumlah pihak yang memberikan penghargaan. ''Saat kita presentasi di Depag Pusat bahwa metode ini memungkinkan anak menghafal mundur bahkan acak ayat-ayat Al-Quran, orang Depag menyebutnya menyerupai file komputer,'' terangnya. Sehingga dia pun memberi nama metode tersebut sebagai model file komputer. ''Saat kita sowan Gus Mus (Mustofa Bisri,Red), setelah kita presentasi, beliau menamai metode kita dengan Hanifida, makanya kita gunakan nama itu,'' ungkapnya.

Saat wartawan koran ini mendatangi kediamannya, sempat ada dua bocah yang di tes. Masing-masing berusia 12 dan 9 tahun. Sambil bermain, keduanya langsung bisa menyebut nama dan arti asmaul husna ketika Hanifudin hanya menyebut nomor urutnya. Mereka juga bisa menghafal surat An-Naba dari belakang.

Semua metode yang diciptakannya dibangun dengan dasar mengoptimalkan otak kanan. Melalui defilesasi dan visualisasi. Karena itu diciptakanlah gambar-gambar rekaan untuk mendukung pembelajarannya. Agar anak cepat paham dan hafal.

Pesantren itu sendiri diasuh Hanifudin bersama sang istri, Khoirotul Idawati Mahmud. Sebelumnya, keduanya merupakan trainer belajar cepat model Quantum Learning. Keduanya bahkan sudah berkeliling Indonesia untuk mengenalkan metode belajar cepat saat bergabung dengan konsorsium pendidik di Surabaya.

Pada 2004, mereka mendirikan Lembaga Training bernama La Raiba. Sebelum akhirnya menjadi pesantren setelah banyak santri yang datang untuk mempelajari metode ciptaannya.

Uniknya, semua metode tersebut proses kreatifnya tidak lepas dari kamar. ''Dimanapun kita selalu diskusi metode baru. Termasuk di kamar. Setelah ketemu, kita coba pada anak sendiri. Jika berhasil, kita coba pada anak lain baru kita presentasikan ke pihak luar,'' urai bapak tiga anak ini.

Sebagai contoh, metode al-Asma al-Husna tercipta saat sang istri dalam perjalanan pesawat dari Surabaya-Balik Papan untuk memberi pelatihan pada 2005. Saat itu, sang istri mencoba metode menghafal asmaul husna pada putra sulungnya. Ternyata, dia bisa menghafal asmaul husna dalam waktu 30. Namun saat dipraktekkan pada orang lain, bisa 45 menit. Sejak itu, metode tersebut semakin disempurnakan sampai akhirnya dibukukan.

Sumber : Jawa Pos