10.51
0
Walikota Mas'ud Yunus saat blusukan di lingkungan Gedongan, Magersari, Minggu (23/02/2014)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto, Mas�ud Yunus rajin blusukan setiap akhir pekan. Selain turun kerja bhakti bareng warga, blusukan juga tak lepas dari rancangan penataan kampung atau bedah kampung. Titik sentral program yang mulai diluncurkan tahun 2015 tersebut, yakni perbaikan jalan, gorong-gorong dan prasarana kampung lainnya sehingga menjadi kampung yang sehat. 

Tak akan ada lagi kesan kampung sempit, panas dan kumuh seperti yang ada di sejumlah sudut kampung kota dengan 18 kelurahan saat ini. Yang ada nantinya, kesan asri dan sejuk di setiap kampung. 

Setidaknya sudah tiga lingkungan di tiga kelurahan yang ia sisir bersama petinggi Pemkot, diantaranya Wawalikota Suyitno, Sekkota Budwi Sunu, Kadinas PU, M Effendi, Kabag Umum, Tjatur dan lurah serta tokoh masyarakat setempat. 

Tak hanya meninjau, ia pun turun berbaur dengan warga yang tengah kerja bhakti di hari Minggu. "InsyaAllah kalau bedah rumah sudah selesai akan mengadakan program bedah kampung, kampung mana yang perlu dibedah, perbaikan jalan, gorong-gorong, rumah, sehingga menjadi kampung bersih, sehat. Tentunya program ini membutuhkan peran serta masyarakat dan semua elemen," cetus Mas�ud Yunus tatkala tandang dan meninjau saluran-saluran air di wilayah Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Minggu (23/02/2014). 

Sebelumnya, Minggu, (09/02/2014) lalu, ia bersama Wawalikota Suyitno didampingi Kepala BPM, M Ali Imron dan beberapa kepala satker, camat dan lurah memantau gang-gang kecil di wilayah Kelurahan Prajurit Kulon. Berangkat dari Kelurahan setempat, pejabat tinggi Pemkot Mojokerto ini blusukan menyapa warga yang melaksanakan kegiatan kerja bhakti. Minggu berikutnya, sidak kerja bakti di wilayah Meri kecamatan magersari.

Sembari blusukan dan berbaur kerja bhakti bareng warga setiap hari Minggu, ia melihat, mengamati dan mencermati setiap titik kelemahan yang ada di setiap kampung yang ia singgahi. �Ya tentunya di setiap kampung ada yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan, baik sarana maupun prasarananya. Akses (jalan) dan saluran air, kelayakan hunian menjadi barometer pertama untuk pembenahan. Selebihnya, menjadikan kampung sebagai kawasan yang asri, sejuk dan sehat,� katanya. 

Walikota yang mencanangkan Kota Mojokerto menjadi service city ini menyebut, peranan Pemkot sejatinya hanya sebagai stimulator. �Paradigma pembangunan berpusat pada rakyat (people center development) menyebabkan peran Pemkot sebagai stimulator. Masyarakat di lingkungan masing-masing yang akan terlibat aktif dalam pembenahan kampung mereka. Ini agar muncul kampung idaman sesuai keinginan masing-masing warga di setiap kampung,� ujar birokrat ulama tersebut. Namun soal teknis pelaksanaan program bedah kampung, Mas�ud Yunus belum membeber lebih jauh. �Yang pasti akan dibentuk kelompok-kelompok kerja,� katanya. (one)