06.32
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kejaksaan Negeri (Kejari) Mojokerto mulai mendalami proyek revitalisasi Pasar Kliwon Kota Mojokerto.
Pejabat terkait proyek senilai Rp 2,28 miliar dari dana Tugas Pembantuan (TP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) dimintai keterangan aparat adhyaksa tersebut. Diantaranya mantan Kepala Diskoperindag Harlistyati yang kini memegang jabatan Kepala Bappeko.

Pemeriksaan itu merupakan tindak lanjut dari proses penyelidikan yang dilakukan Kejari Mojokerto sejak awal tahun lalu. Tepat sepekan pasca diresmikan, sejumlah petinggi korps adhyaksa itu terjun ke lokasi. Mereka mencium kejanggalan dalam proyek miliaran rupiah tersebut.

Kasi Intel Kejari Mojokerto Dinar Kripsiaji saat dikonfirmasi membenarkan adanya pemeriksaan Harlistyati oleh kejari Mojokerto terkait dengan pembangunan Pasar Kliwon. ''Kita periksa sekitar 4 jam,'' katanya Rabu (11/02/2014) .

Dia mengatakan, selain Harlis, penyidik juga meminta keterangan terhadap Santos. Seorang PNS di lingkungan Pemkot Mojokerto. ''Soal kapasitas masing-masing, saya belum bisa menjelaskan. Karena pemeriksaan ini masih proses penyelidikan,'' imbuh pria asal Jateng ini.

Seperti diketahui, tim dari Kejari Mojokerto telah terjun dan melihat proyek pembangunan pasar Kliwon pada 7 Januari lalu. Mereka adalah Kasi Intel Dinar Kripsiaji, Kasubag Bin A. Nuril Alam,SH dan Staf Intel Joko Susanto, SH serta dua jaksa Beni Agus Setyadi, SH dan Erfan Effendi Y.A, SH.

Terjunnya petugas dari kejaksaan ini ke lokasi proyek yang baru diresmikan Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus 31 Desember 2014 lalu itu menjadi salah satu langkah awal untuk melakukan proses penyelidikan. Pasalnya, banyak ditemukan keluhan dari pedagang tentang buruknya proyek yang bersumber dari APBN tersebut.

Saat itu, para penyidik dari Kejari Mojokerto langsung masuk ke area pasar. Mereka menelisik beberapa sudut proyek pembangunan. Mulai dari pembangunan fisik, instalasi listrik, hingga proses finishing yang diperkirakan nampak asal-asalan.

Proyek revitalisasi pasar Kliwon ini telah memunculkan masalah. Di tengah pembangunan, desain bangunan ini mendadak berubah. Diduga perubahan struktur bangunan itu hanya untuk mengejar target proses revitalisasi pasar yang tinggal satu bulan lagi itu.

Pemkot Mojokerto melalui Diskoperindag memutuskan untuk mengubah struktur gedung dari konstruksi beton bertulang menjadi konstruksi rangka baja. Ini lantaran muncul kekhawatiran jika proyek senilai Rp 2,5 miliar yang digelontor dari dana Tugas Pembantuan (TP) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) molor dari jadwal.

Kasus ini pun sebenarnya sudah pernah diperingatkan kalangan dewan. Meski dewan mengaku terkejut, tapi mereka bisa menerima kebijakan jika harus dilakukan crashing proyek yang berdiri diatas area 2.250 meterpersegi tersebut. Karena pengecoran beton memakan waktu sedikitnya 21 hari. Padahal, 30 hari kedepan sudah memasuki masa deadline.

Proyek revitalisasi itu dimenangkan CV Hana Utama, menyisihkan 39 peserta lelang lainnya. Dari pagu lelang Rp 2.286.663.000, rekanan asal Sidoarjo ini memasang angka penawaran Rp 2.280.055.000. Teken kontrak dilakukan 10 September 2013 lalu.

Sementara itu, dana TP proyek ini sebenarnya mencapai Rp 2,5 miliar. Diplot untuk anggaran perencanaan dan pengawas proyek masing-masing Rp 100 juta. ''Sisanya, Rp 2,3 milyar untuk fisik bangunan dua lantai dan kebutuhan lainnya,'' pungkasnya. (wie)