01.19
0
Mojokerto-(satujurnal.com)
Tim Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD) turun ke Kota Mojokerto untuk survey urusan pelayanan dasar yakni pendidikan, kesehatan dan infrastruktur serta good goverment, Selasa (18/02/2014).

Tim turun lantaran Kota Mojokerto tahun ini masuk peringkat 10 besar dalam penilaian kinerja oleh Timnas EPPD.

"Ini sebuah kebanggaan tahun ini kita masuk dalam peringkat 10 EPPD, " kata Muhammad Imron, Kabag Pemerintahan Pemkot Mojokerto disela-sela mendampingi Tim EPPD di lima satuan kerja Pemkot Mojokerto.

Ia menyebutkan perolehan prestasi itu merupakan buah kinerja setiap aparatur pemerintahan.

Menurut. Imron, kedatangan Tim nas EPPD menjadi orientasi untuk membuktikan kinerja.

"Indikatornya adalah dari kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yakni dari Pendidikan, Kesehatan, dan Daya Beli Masyarakat," katanya.

Ketua Tim Common Sense Survey Kasubdit Wilayah II Direktorat PKED Ditjen Otoda, Gensly menyebutkan, diantara beberapa pokok penilaian dari sejumlah urusan wajib dan urusan pilihan, dan yang dilihat adalah pengambilan kebijakannya dan capaian kerjanya.


Timnas EPPD digawangi 11 orang, 6 orang tim dari pusat dan 5 orang dari tim daerah dari Kementerian Dalam Negeri. Mereka melakukan penilaian, cros check data terhadap laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Pemerintah Kota  Mojokerto.



Gensly pun memberi apresiasi untuk Kota Mojokerto. "Setelah melakukan depth evaluation, verifikasi dan validasi, penilaian terakhir ini yaitu menggunakan common sense. Karena yang termasuk di common sense ini hanya 10 besar untuk Kota dan Kabupaten. Dan di kota Mojokerto ini sudah termasuk 10 besar.


Dari total 400 kabupaten kota yang dievaluasi penyelenggara pemerintah daerah ini hanya ada 10 untuk kota dan 10 kabupaten, dan propinsi ada 3. Selain di Mojokerto, di Jatim ini timnya juga mengunjungi, Probolinggo, dan jombang," paparnya.


Dijelaskannya, rangkaian pelaksanaan common sense ini tak lepas dari peran SKPD, setelah pihaknya mengevaluasi laporan penyelenggaraan, dengan disertai data pendukung komplit maka skoring baik. " Maksud dan tujuan common sense ini untuk mengetahui paparan, dan juga akan melihat di lapangan, agar pimpinan kami mendapat laporan bahwa kota Mojokerto layak dapat penghargaan di tingkat nasional, bagaimana pengelolaan snkornisasi antar SKPD dibawah bimbingan Walikota," jelasnya.



Sementara itu Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus menjelaskan kota Mojokerto merupakan kota terkecil di Indonesia  yang hanya terdiri dari 2 Kecamatan dengan 18 Kelurahan. Andalannya hanya pada SDM, karena memang minim SDA. 

"Kota Mojokerto fokus pada 4 agenda besar yaitu agenda tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, peningkatan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan penataan lingkungan," katanya. (one)