Surabaya-(satujurnal.com)
Selain diadakan di Surabaya, forum CEO PowerLunch juga diadakan serentak di Jakarta, pada waktu yang sama. (one)
Selain mengetahui perbedaaan mendasar antara disiplin dan budaya, seorang pemilik bisnis juga harus mengetahui apa yang menjadi cue (stimulan) dari pembentukan budaya, bagaimana proses dan cara menerapkannya, dan seperti apa reward yang diperoleh.
Itulah inti dari forum CEO PowerLunch yang diadakan oleh BARACoaching Surabaya (ActionCOACH East Java dan Bali) pada Rabu (19/03/2014) lalu.
Bertempat di hotel Shangrila Surabaya, acara bisnis rutin ini bertajuk "Building Strong Discipline and Great Culture".
Humphrey Rusli selaku pembicara sekaligus Chief Operating Officer (COO) BARACoaching Surabaya bertutur, forum CEO PowerLunch merupakan sebuah forum atau komunitas bisnis tempat bertemunya para CEO atau pemilik bisnis.
"Di sini nantinya para pemilik bisnis bisa networking, sharing tentang pengalaman bisnis, serta belajar bersama tentang isu dan problem bisnis terkini," tutur pria yang akrab dipanggil coach Humphrey ini.
Di awal forum, coach Humphrey menjelaskan perbedaan antara disiplin dan budaya. Dikatakan masih tingkat disiplin, jika seseorang masih menggunakan logika dan mengerjakan sesuatu dengan terpaksa.
"Disiplin yang kuat merupakan jembatan untuk menuju budaya perusahaan yang kuat juga. Dengan rutin dilakukan dan disiplin tinggi, apa yang awalnya kita lakukan dengan terpaksa, akan menjadi habit atau kebiasaan dengan sendirinya. Jadi disiplin ini lebih pada prosesnya untuk sampai menjadi budaya yang sudah tidak lagi memaksa" papar coach Humphrey.
Menurut coach Humphrey, ada 3 bentuk disiplin. Disiplin menemukan cue, disiplin menemukan proses, dan disiplin menemukan rewardnya.
Cue merupakan stimulan untuk melakukan sesuatu sampai menjadi budaya. Ada 5 kemungkinan terbentuknya cue. Diantaranya lokasi (where are you), waktu (time), emotional state, lingkungan (other people/ who's around) dan immediate preceding action (tindakan atau kegiatan pemicu sebuah kebiasaan). Sedangkan reward bukan hanya berupa penghargaan berupa 'fisik' semata, namun bisa dalam bentuk kepuasan bagi pelakunya.
Para peserta antusias mengikuti forum ini, karena selain memberikan materi, coach Humphrey juga memberikan study kasus bisnis dan membentuk kelompok-kelompok, agar para pengusaha bisa saling berdiskusi membahas contoh kasus yang diberikan.
"Setelah mengikuti forum ini, saya berharap, para pemilik bisnis atau peserta paham bahwa budaya adalah habit yang sudah terus-menerus dilakukan sebelumnya. Budaya itu ada ilmunya, dari sini setidaknya mereka mampu membuat blue-print serta membentuk budaya perusahaan yang bagus dan profitable," tegas pria yang pernah menjadi top number #1 International Business Coach Juli 2013 ini.
Selain diadakan di Surabaya, forum CEO PowerLunch juga diadakan serentak di Jakarta, pada waktu yang sama. (one)