Mojokerto-(satujurnal.com)
Lebih dari seratus calon jamaah umroh Mojokerto dibawah bimbingan KH Masrihan Asyari urung berangkat ke tanah suci Mekkah dan kembali ke kediaman masing-masing.
Selama 11 hari, sejak 28 Februari mereka menunggu pemberangkatan. Namun lantaran tidak muncul kejelasan,
KH Masrihan Asyari yang menggandeng travel CV Harta Mulia Sejahtera akhirnya memutuskan kembali ke Mojokerto. Dengan menggunakan bus malam, rombongan diperkirakan tiba tengah malam ini.
Salah satu keluarga calon jamaah umrah mengatakan, selama 10 hari keluarganya tak pernah mendapat kepastian berangkat menunaikan ibadah umroh. "Keluarga sudah curiga sejak awal karena sempat kisruh," katanya, Selasa (11/03/2014).
Yang disayangkan, para calon jamaah ini hanya mendapat janji pemberngkan namun ternyata isapan jempol belaka. Bahkan, mereka kembali mendapat janji akan diberangkatkan ke Jeddah, 22 Maret nanti. "Karena masih lama, keluarga saya dan jamaah yang lain, memutuskan untuk pulang," jelas pria yang kesehariannya sebagai buruh di pabrik ini.
Senin (10/03/2014) malam ini seluruh calon jamaah akhirnya kompak dan pulang dengan menggunakan bus. Hingga sekitar pukul 16.30 kemarin sore, rombongan sudah sampai di Semarang, Jawa Tengah.
Pria ini menambahkan, selama 10 hari hidup di Jakarta, keluarganya menjalani masa-masa yang sulit terlupakan. Pasalnya, biaya hidup di ibu kota harus ditanggung sendiri. Sementara, uang saku itu sejatinya dipakai untuk biaya permakanan di tanah suci. "Hanya penginapan saja yang gratis. Biaya makannya ditanggung sendiri-sendiri," tuturnya.
Janji travel yang akan memberangkatkan 22 Maret nanti, rupanya diragukan keluarga. "Sebagai keluarga, saya belum bisa memutuskan. Tapi setelah jamaah datang, baru kita rundingkan," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur CV Harta Mulia Sejahtera, Hartono yang berusaha dikonfirmasi wartawan tak kunjung berhasil. Tak ada nada aktif dari ponselnya.
Terpisah, Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Mojokerto M. Aziz saat dikonfirmasi pekan lalu mengatakan, kementrian tak mengetahui secara pasti atas kasus tersebut. Pasalnya, seluruh tanggung jawab ada di tangan travel. "Bukan ke Kemenag. Tapi langsung dilakukan pihak travel," katanya.
Sementara itu, KH Masrihan Asyari saat dikonfirmasi menegaskan, janji pemberangkatan 22 Maret nanti sudah tertuang dalam surat pernyataan antara dirinya dan PT Religi Sukses Jaya Sakti, Jakarta pemberi job order. travel CV Harta Mulia Sejahtera
"Disaksikan anggota kepolisian dalam pembuatan surat pernyataan," katanya tadi malam.
Dia menambahkan, selain waktu pemberangkatan, surat pernyataan itu juga menegaskan konsekuensi. Diantaranya akan mengembalikan uang senilai Rp 18,250 juta per jamaah dan bisa dilakukan penuntutan pidana dan perdata.
Masrihan menuturkan, gagalnya berangkat jamaah umrah disebabkan oleh penyelewengan dana yang dilakukan PT Religi. Pasalnya, setoran senilai Rp 1,4 miliar dari jamaahnya, justru dimanfaatkan untuk pemberangkatan kelompok lain. "Jamaah kita justru dikesampingkan," jelas pengasuh ponpes di kawasan Jatirejo tersebut.
Sementara itu, terkait dengan jamaah yang mundur, pihaknya menjanjikan bakal melakukan pembayaran pada 5 April nanti.(one)